Paru-paru Anak Perempuan Lebih Mudah Rusak Akibat Asap Rokok
Asap rokok diketahui bisa berdampak buruk bagi tubuh termasuk anak-anak. Tapi studi terbaru menemukan dampak negatif asap rokok bagi paru-paru akan lebih buruk terjadi pada anak perempuan ketimbang anak laki.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Cincinnati College of Medicine menemukan efek kesehatan yang negatif dari paparan asap rokok pada anak-anak lebih mempengaruhi anak perempuan daripada laki-laki, terutama jika sejak awal memang memiliki sensitisasi alergi.
Ahli epidemiologi yang tergabung dalam UC’s Cincinnati Childhood Allergy and Air Pollution Study (CCAAPS) menemukan anak-anak yang memiliki sensitisasi alergi dini (usia 2 tahun) dan terkena asap rokok tingkat tinggi akan berisiko lebih besar mengalami penurunan fungsi paru-paru saat usia 7 tahun.
Selain itu fungsi paru-paru pada anak perempuan akan 6 kali lebih buruk daripada anak laki-laki meski ia terkena tingkat paparan asap rokok yang sama dan memiliki sensitisasi alergen.
“Studi ini menunjukkan anak-anak yang peka pada usia 2 tahun lebih mungkin menderita defisit paru terbesar selama masa kecilnya akibat paparan asap rokok,” ujar Kelly Brunst, peneliti dari divisi epidemiologi dan biostatistik UC, seperti dikutip dari ScienceDaily, Rabu (28/3/2012).
Ini merupakan studi pertama yang melihat pengaruh jenis kelamin terhadap paparan asap rokok dengan menggunakan biomarker internal untuk perokok pasif yaitu cotinine (produk metabolisme nikotin) di rambut.
Studi yang telah diterbitkan secara online pada 21 Maret 2012 di jurnal scientific Pediatric Allergy and Immunology ini melibatkan 476 anak yang sejak lahir memang memiliki risiko alergi berdasarkan sejarah keluarganya dan melihat efek paparan lingkungan pada kesehatan pernapasan.
Setelah itu peneliti mengumpulkan sampel rambut tiap anak pada usia 2 dan 4 tahun untuk mengukur konsentrasi cotinine. Saat usia 7 tahun dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi paru dan asma. Hal ini karena paparan asap rokok selama masa kanak-kankak telah dikaitkan dengan gangguan pernapasan, penurunan fungsi paru dan asma.
“Kemungkinan terjadi interaksi yang kompleks antara asap rokok dan hilangnya fungsi paru pada anak, hal ini tergantung pada waktu paparan dan ‘beban total’ yang diterima anak,” ujar Grace LeMasters, PhD, profesors kesehatan lingkungan dan peneliti utama CCAAPS di UC.