Waspadai Serangan Kanker Paru-paru
Di antara beberapa jenis
penyakit kanker,
kanker paru-paru terbilang penyakit yang paling cepat perkembangannya. Lihat saja, belakangan ini, terjadi kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker paru-paru mencapai 20 persen. Kanker paru-paru juga tergolong penyakit yang mematikan dan dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun perempuan.
Peningkatkan jumlah penderita penyakit
kanker paru-paru tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah perokok di Indonesia. Saat ini, jumlah
perokok di Tanah Air menduduki peringkat ketiga di dunia. Berdasarkan data Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, selama dua tahun belakangan, jumlah pasien kanker paru-paru yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mencapai 800 sampai 1.000 orang. Jumlah tersebut diprediksi akan bertambah menjadi 1.300 orang pada 2013.
Adapun komposisi pasien yang datang 75 persen kaum adam dan 25 persen kaum hawa. Dari pasien-pasien tersebut, kebanyakan kondisinya sudah mencapai stadium lanjut. “Berdasarkan analisis kami, sembilan dari 10 pasien menderita kanker paru-paru disebabkan oleh rokok,” papar Wiwien H Wiyono, Ketua Pertemuan Ilmiah Pulmonologi dan Ilmu Kdokteran Respirasi (PIPKRA), di sela-sela acara diskusi bertema “Penanggulangan Kanker Paru-paru Belum Optimal” di Hotel Borobudur, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Wiwien menambahkan, mengacu pada hasil analisis itu, diketahui bahwa 90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh racun rokok dan 20 persen disebabkan oleh bahan radioaktif atau radon. Bisa dikatakan radon merupakan penyebab kedua kanker paru-paru setelah racun yang ada di dalam
rokok. Berdasarkan definisi ilmiahnya, radon adalah unsur kimia dengan nomor atom 86 dengan lambang kimia Rn.
Radon selalu berada dalam bentuk gas dan terlarut di dalam udara dengan kerapatan 10 gram per liter. Keberadaan radon di udara tidak dapat dikenali oleh sistem panca-indera manusia. “Selain racun rokok dan radon, bahan kimia serta polusi udara bisa menjadi penyebab kanker paru-paru.
Penyakit tuberkulosis (TBC) pun bisa menjadi penyebab kanker paru-paru karena penyakit itu merupakan gejala awal kanker paru-paru,” tambah dokter spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Persahabatan itu.
Jika diamati dari sisi medisnya, kanker paru-paru merupakan sebuah bentuk perkembangan sel yang sangat cepat (abnormal) sehingga terjadi perubahan jaringan sel atau ekspansi sel. Apabila dibiarkan, pertumbuhan abnormal tersebut dapat menyebar ke organ-organ lainnya, baik organ yang dekat dengan paruparu maupun organ yang jauh dari paru-paru, seperti tulang, hati, atau otak.
Penyakit itu berjangkit setelah pasien menginjak usia 40 tahun ke atas, tidak pada saat penderita masih berusia muda. Kaum muda yang berusia 17 tahun atau 20 tahun yang sudah menjadi
perokok aktif berpeluang menderita kanker paru-paru.
Wiwien mengatakan hal tersebut semestinya disadari oleh para pemuda. Memang, ketika muda, mereka tidak merasakan gangguan apa pun, namun setelah berusia 40 tahun ke atas, banyak keluhan yang dirasakan, seperti batuk dan sesak napas. Melihat risiko dari kebiasaan
merokok, hendaknya generasi muda menyadari untuk segera berhenti merokok.
Memang, bagi perokok aktif yang kemudian berhenti
merokok, tidak berarti kondisi paru-parunya bisa langsung membaik. Menurut Wiwien, umumnya dibutuhkan waktu cukup lama, sekitar 15 tahun, untuk membersihkan atau menormalkan paru-paru. “Butuh perjuangan panjang untuk mengembalikan kondisi paru-paru. Oleh sebab itu, dari sekarang, mulailah meninggalkan
kebiasaan merokok,” tambah ahli paru-paru dari Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu.
Kenali Gejalanya
Gejala kanker paru-paru, tambah Wiwien, sebenarnya tidak sulit me ngenalinya. Dua di antaranya ialah batuk-batuk kecil yang berkepanjang an dan sulit diobati. Apabila kondisinya sudah parah,
batuk-batuk tersebut biasanya disertai keluarnya darah.
Gejala lainnya ialah
sesak napas. Penderita kanker paru-paru biasanya kesulitan bernapas, berat badan terus menurun, dan cepat lelah. Kondisi itu disebabkan paru-parunya telah bergantung sehingga tidak bisa bekerja normal. Selain batuk-batuk dan merasa cepat lelah, nyeri di punggung merupakan gejala lain dari kanker paru-paru. Hal itu dikarenakan kanker berada di bagian tepi jaringan paru-paru atau tersembunyi di belakang
jantung.
Kanker paru-paru yang ditandai dengan nyeri punggung biasanya sulit terdeteksi, bahkan pemeriksaan melalui foto rontgen terkadang tidak dapat mendeteksinya. “Jika mengalami nyeri punggung berkepanjangan, jangan anggap enteng dan jangan selalu dianggap masuk angin, lalu minum obat antimasuk angin. Jika setelah meminum obat tetapi rasa nyeri tetap ada, sebaiknya langsung berobat, jangan dibiarkan karena hal itu berbahaya,” imbau Wiwien.
Untuk mengenal gejala kanker paru-paru secara cepat, dibutuhkan kemampuan tenaga medis yang andal. Ketika melakukan pemeriksaan, biasanya mereka dapat langsung mengidentifikasi penyakit pasien, apakah
TBC atau kanker paru-paru. Apabila seorang pasien teridentifikasi positif kanker paruparu, sebaiknya cepat ditangani.
Pada umumnya, pasien baru berobat ke dokter ketika penyakitnya sudah parah dan mulai membesar di atas 3 cm. Untuk pengobatan, biasanya hal itu bergantung pada tingkat penyakit yang diderita. Dilakukan operasi atau tidaknya terlepas dari riwayat dan penyebab kanker. “
Kanker paru-paru bisa sembuh kalau sel-sel kanker sudah diangkat, biasanya menggunakan metode operasi,” ujar Wiwien. faisal chaniago